Gunung Bromo yang berada di empat
wilayah yaitu Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten
Malang ini identik dengan kawah, lautan pasir(kaldera), pasir berbisik,
Roro
Anteng, Joko Seger, orang Tengger, hari raya Karo atau Pura Luhur
Poten.
Namun, jika harus menggambarkan Bromo dengan satu kata saya memilih sunrise. Matahari terbit di Bromo membuat siapapun terpikat. Dunia mengakuinya, termasuk saya.
Rute yang kami lewati yaitu ; Semarang-Ungaran-Salatiga- untuk menghemat waktu kami memotong jalan lewat Suruh-Karangge lalu Sragen, itu akan menghemat sekitar 2 jam lebih dibandingkan lewat Boyolali-Kartosuro-Surakarta baru Sragen.
Kami sampai di Batas Provinsi Jateng-Jatim pukul 10.30 ,tidak menyia-nyiakan moment suasana kami abadikan memalui mata lensa kamera yang kami bawa sekaligus istirahat untuk melepas lelah.
Batas Provinsi Jateng-Jatim |
Setelah rasa lelah sedikit terbuang perjalanan kami lanjutkan menuju Ngawi-Madiun-Nganjuk lalu Kediri, Di kediri kami potong jalur lagi melewat Kandangan-Batu- baru Malang. Perjalanan mulai dari Kandangan kami ditemani dengan guyuran air hujan dan alhamdulillah tak berselang berapa lama hujan kembali reda, Jalan berkelak-kelok Naik turun menemani perjalanan kami mulai dari kandangan sampai Kota Batu. Sepanjang jalan dipenuhi pohon-pohon yang membuat mata saya terkagum-kagum oleh megahnya ciptaan-Nya, udara sejuk, air sungai yang mengalir di kanan kiri jalan membuat konsentrasi mengandarai saya menjadi buyar , tak jarang saya sampai mau terpelosok karena menikmati indahnya alam sepanjang jalan Kandangan-Kota Batu.
Adzan maghrib telah berkumandan, kami masih berputar-putar dikaota Malang, sembari mendinginkan mesin kami pun mengambil air wudlu untuk menjalankan sholat magrib di sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar.
Dikarenakan jalanan pada sore itu macet dan langit sudah mulai gelap, kami putuskan untuk memotong jalur hanya dengan bantuan GPS.
Alhamdulillah setelah berputar-putar mengikuti petunjuk GPS kami sampai di Nongkojajar tepatnnya dirumah Sodara Ali yang berkenan untuk manampung kami malam itu dan mau mengantarkan kami berkeliling Gunung Bromo esok hari.
Rumah Bang Ali Di Nongkojajar |
Alarm berbunyi tepat pukul 02.00 dan kami pun masih enggan untuk melepas selimut dikarenakan udara yang cukup dingin. Rencana kami pukul 02.30 sudah berangkat menuju pananjakan, tetapi dikarenakan suasana tidur yang cukup pulas akhirnya pukul 03.30 kami baru berangkat dari rumahnya Bang Ali.
Jalan berkelak-kelok, udara dingin di tambah kanan kiri jurang menemani perjalanan dari Nongkojajar-Pananjakan. Untuk retribusi masuk kawasan TNBTS (Taman Nasional Bromo Tenggger Semeru) khususnya Gunung Bromo ini kami harus merogok kocek per orang Rp.27.500,- dan untuk 1 motor Rp.5000,- , Untung kami ditemani Bang ali jadi harga bisa digoyang hehehe :D.
kemacetan menuju pananjankan |
Kerumunan Wisatawan Untuk Menyaksikan "Golden Sunrise" di Pananjakan |
Terlihat Gunung Semeru Mengeluarkan Asap Dari Puncaknya |
Jeep-Jeep di parkiran Lautan Pasir Gnung Bromo |
Gapura Masuk Di Pananjakan View |
Pukul 06.30 kami turun dari pananjakan untuk ngetrail di lautan pasir Gunung Bromo. hmmm lagi-lagi jalannya yang sangat ekstrime, "Tanjakannya itu lo mas bro bikin mrinding !",
Byarrrr setelah memasuki lautan pasir, roda sulit untuk berputar, kami harus mengikuti jalur hartop supaya lebih mudah berjalan, tak jarang itu juga masih terpelosok pasir . untuk naik keatas bibir kawah kami di ajak Bang Ali menggunakan kendaraan bermotor untuk menghemat langkah kaki.
Foto bersama Pada saat Memasuki Kawasan Lautan Pasir Gunung Bromo |
Jalan Menuju Bibir kawah Sudah Dipadati Wisatawan |
Jalan Alternatif Menuju Bibir kawah Gunug Bromo |
Selapas turun dari bibir kawah Gunung Bromo Bang Ali mengajak kami untuk ngetrail di lautan Pasir. Dengan sepeda motor yang tidak diseting untuk ngetrail, kami pun harus susah payah untuk melewati jalanan pasir, tak jarang sepeda motor kami pun terperosok dan hampir jatuh, tapi itu semua terbayarkan oleh pemandangan yang begitu indah.
Berputar-Butar Di Lautan Pasir Gunung Bromo Menggunakan Sepeda Motor |
Motor Plat H Berada di Gunung Bromo Jawa Timur |
Pemandangan Bukit Teletubies |
Setelah puas melihat pemandangan di Bukit Teletabis dan cukup beristirahat kami melanjutkan perjalanan menuju Ranu Pane dan selanjutnya pulang.
Dikarenakan sesuatu hal yang tidak kami inginkan, akhirnya batal keranupanedan juga batal ke tempatnya bang Ali , kami pun berpisah di Pertigaan Bromo-ranupani dengan Bang Ali. Untuk mempercepat waktu akhirnya kami langsung pulang ke semarang denagn hati yang kurang puas.
"Bromo Tunggu Kedatanagn Kami Pada Trip Selanjutnya"
Crew Bendot,Anas(admin), Boyo, Cepok, Jeax, Rohmat, Bang Ali (dari kiri) |
Huahahahaha
ReplyDeletengakak jahat ,
DeleteHabis dana berapa bang?
ReplyDeletetrimakasih bang
ReplyDeletesudah memberikan pengalaman yg berharga
Terima kasih sudah sharing perjalanan ke Bromo ..insya Allah kami bersama istri akan ke sana berdua ..
ReplyDeleteNice post
ReplyDeleteCari dulur gass kan bromo suramadu
ReplyDelete