• Tuesday, May 19, 2015

    Touring Semarang-Gunung Bromo

    Gunung Bromo yang berada di empat wilayah yaitu Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang ini  identik dengan kawah, lautan pasir(kaldera), pasir berbisik, Roro Anteng, Joko Seger, orang Tengger, hari raya Karo atau Pura Luhur Poten.
    Namun, jika harus menggambarkan Bromo dengan satu kata saya memilih sunrise. Matahari terbit di Bromo membuat siapapun terpikat. Dunia mengakuinya, termasuk saya.


    Pada tanggal 14 Mei 2015 saya diberi kesempatan untuk mengunjungi dan menikmati keindahan alam Gunung Bromo yang sangat terkenel di dalam negri maupun di mancanegara. Saya berangkat dari Semarang bersama 5 teman menggunakan 3 kendaraan bermotor. Kami memulai perjalanan pukul 7 pagi dari Komp. Semarang indah.
    Rute yang kami lewati yaitu ; Semarang-Ungaran-Salatiga- untuk menghemat waktu kami memotong jalan lewat Suruh-Karangge lalu Sragen, itu akan menghemat sekitar 2 jam lebih dibandingkan lewat Boyolali-Kartosuro-Surakarta baru Sragen.
    Kami sampai di Batas Provinsi Jateng-Jatim  pukul 10.30 ,tidak menyia-nyiakan moment suasana kami abadikan memalui mata lensa kamera yang kami bawa sekaligus istirahat untuk melepas lelah.
    Batas Provinsi Jateng-Jatim

    Setelah rasa lelah sedikit terbuang perjalanan kami lanjutkan menuju Ngawi-Madiun-Nganjuk lalu Kediri, Di kediri kami potong jalur lagi melewat Kandangan-Batu- baru Malang. Perjalanan mulai dari Kandangan kami ditemani dengan guyuran air hujan dan alhamdulillah tak berselang berapa lama hujan kembali reda, Jalan berkelak-kelok Naik turun menemani perjalanan kami mulai dari kandangan sampai Kota Batu. Sepanjang jalan dipenuhi pohon-pohon yang membuat mata saya terkagum-kagum oleh megahnya ciptaan-Nya, udara sejuk, air sungai yang mengalir di kanan kiri jalan membuat konsentrasi mengandarai saya menjadi buyar , tak jarang saya sampai mau terpelosok karena menikmati indahnya alam sepanjang jalan Kandangan-Kota Batu.

    Adzan maghrib telah berkumandan, kami masih berputar-putar dikaota Malang, sembari mendinginkan mesin kami pun mengambil air wudlu untuk menjalankan sholat magrib di sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar.
    Dikarenakan jalanan pada sore itu macet dan langit sudah mulai gelap, kami putuskan untuk memotong jalur hanya dengan bantuan GPS.
    Alhamdulillah setelah berputar-putar mengikuti petunjuk GPS kami sampai di Nongkojajar tepatnnya dirumah Sodara Ali yang berkenan untuk manampung kami malam itu dan mau mengantarkan kami berkeliling Gunung Bromo esok hari.
    Rumah Bang Ali Di Nongkojajar

    Alarm berbunyi tepat pukul 02.00 dan kami pun masih enggan untuk melepas selimut dikarenakan udara yang cukup dingin. Rencana kami pukul 02.30 sudah berangkat menuju pananjakan, tetapi dikarenakan suasana tidur yang cukup pulas akhirnya pukul 03.30 kami baru berangkat dari rumahnya Bang  Ali.
    Jalan berkelak-kelok, udara dingin di tambah kanan kiri jurang menemani perjalanan dari Nongkojajar-Pananjakan. Untuk retribusi masuk kawasan TNBTS (Taman Nasional Bromo Tenggger Semeru) khususnya Gunung Bromo ini kami harus merogok kocek per orang Rp.27.500,- dan untuk 1 motor Rp.5000,- , Untung kami ditemani Bang ali jadi harga bisa digoyang hehehe :D.


    kemacetan menuju pananjankan
    Mulai dari loket, mobil-mobil hartop telah memenuhi jalan, sehingga kami harus antre dengan mobil-mobil ini, yah tentu saja waktu yang terbuang disini. kami sampai dipananjakan pukul 05.00, alhamdulillah cuaca pada pagi itu sangat bersahabat, tetapi ratusan mungkin ribuan orang sudah standby di pananjakan untuk mengabadikan moment matahari terbit.Cahaya kuning kemerah-merahan telah bersinar dari barat mengisayaratkan bahwa saya disuruh mengambil Kamera di Tas, tapi apalah daya sudah tidak ada tempat lagi untuk saya membidik indah cahaya sunrise dari lensa. SubhanaAllah saya hanya bisa tergakum-kagum melihat ciptaan-Nya yang maha Agunng.

    Kerumunan Wisatawan Untuk Menyaksikan "Golden Sunrise" di Pananjakan
    Semakin siang pengunjung pun mulai turun dari pananjakan, inilah moment bagi saya untuk menikmatim pemandangan dengan tenang.

     
     
    Terlihat Gunung Semeru Mengeluarkan Asap Dari Puncaknya
    Jeep-Jeep di parkiran Lautan Pasir Gnung Bromo
    Gapura Masuk Di Pananjakan View

    Pukul 06.30 kami turun dari pananjakan untuk ngetrail di lautan pasir Gunung Bromo. hmmm lagi-lagi jalannya yang sangat ekstrime, "Tanjakannya itu lo mas bro bikin mrinding !",
    Byarrrr setelah memasuki lautan pasir, roda sulit untuk berputar, kami harus mengikuti jalur hartop supaya lebih mudah berjalan, tak jarang itu juga  masih terpelosok pasir . untuk naik keatas bibir kawah kami di ajak Bang Ali menggunakan kendaraan bermotor untuk menghemat langkah kaki.
    Foto bersama Pada saat Memasuki Kawasan Lautan Pasir Gunung Bromo

    Banyaknya wisatawan membuat jalan menuju bibir kawah menjadi padat, pengunjung harus saling bergantian untuk melewati anak tangga. kami diajak untuk melewati jalan berpasir daripada harus antri melewati anak tangga.
    Jalan Menuju Bibir kawah Sudah Dipadati Wisatawan

    Jalan Alternatif Menuju Bibir kawah Gunug Bromo


    Selapas turun dari bibir kawah Gunung Bromo Bang Ali mengajak kami untuk ngetrail di lautan Pasir. Dengan sepeda motor yang tidak diseting untuk ngetrail, kami pun harus susah payah untuk melewati jalanan pasir, tak jarang sepeda motor kami pun terperosok dan hampir jatuh, tapi itu semua terbayarkan oleh pemandangan yang begitu indah.
    Berputar-Butar Di Lautan Pasir Gunung Bromo Menggunakan Sepeda Motor
    Motor Plat H Berada di Gunung Bromo Jawa Timur
    Tidak sampai disitu , bang Ali pun mengajak Kami ke Bukit Teletabisyang konon katanya pada minggu-minggu ini bukit tersebut berwarna Unggu kemerah-merahan. Yah memang benar, efek dari rerumputan yang mulai mengering membuat bukit teletabis seperti berwarna unggu kemerah-merahan.
    Pemandangan Bukit Teletubies

    Setelah puas melihat pemandangan di Bukit Teletabis dan cukup beristirahat kami melanjutkan perjalanan menuju Ranu Pane dan selanjutnya pulang.
    Dikarenakan sesuatu hal yang tidak kami inginkan, akhirnya batal keranupanedan juga batal ke tempatnya bang Ali , kami pun berpisah di Pertigaan Bromo-ranupani dengan Bang Ali. Untuk mempercepat waktu akhirnya kami langsung pulang ke semarang denagn hati yang kurang puas.
    "Bromo Tunggu Kedatanagn Kami Pada Trip Selanjutnya"

    Crew Bendot,Anas(admin), Boyo, Cepok, Jeax, Rohmat, Bang Ali (dari kiri)
    Tag: Gunung Bromo Rute Semarang-malang-Bromo



    7 comments:

    1. trimakasih bang
      sudah memberikan pengalaman yg berharga

      ReplyDelete
    2. Terima kasih sudah sharing perjalanan ke Bromo ..insya Allah kami bersama istri akan ke sana berdua ..

      ReplyDelete
    3. Cari dulur gass kan bromo suramadu

      ReplyDelete