• Friday, October 30, 2015

    Pendakian Gunung Selamet Via Bambangan Purblingga

    Assalamualaikum Wr.Wb
    Gunung Selamet merupakan gunung tertinggi ke-2 di Pulau Jawa dan Gunung tertinggi di Provinsi Jawa tengah. Gunung Selamet yang mempunyai ketinggian 3428 meter diatas permukaan laut ini juga sering disebut  sebagai "Atapnya Jawa Tengah" ya karena Gunung Slamet adalah gunung tertinggi di Provinsi Jawa tengah. Gunung Slamet berada di 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Tegal, dan Pemalang.

    Perjalanan kami mulai dari sebuah grub di salah satu sosial media, disitulah kami bahas kapan akan berangkat dan segala sesuatu yang dibutuhkan selama perjalanan. Dari sebelumnya hanya berkomunikasi melalui sebuah ketikan keypad pada smartphone hingga bertatap muka disebuah tempat tongkrong paling favorit yaitu KFC(Kucingan Food Center) dan saling berkenalan secara langsung satu antara lain, jadilah sebuah pemikiran bersama untuk menggapai angan di Atap Jawa Tengah yaitu Gunung Selamet. Rombongan kami berjumlah 13 orang, 1 dari Solo (Agustina Pertiwi), 3 dari Pati ( Malik, Wahyu dan Saiful) dan 9 dari Semarang (Anas,Uden,Agus,Supri,Dian,Windi,Ali,Alfarizi dan Cino). Pada hari jum’at, Tanggal 23 Oktober 2015 kami ber-12 kumpul dan berangkat dari stasiun Tawang Semarang dan 1 orang berangkat dari Solo. Kami ber-13 akan bertemu di stasiun Purwokerto, Banyumas.

    Rombongan Semarang berangkat pukul 17.30 dari Stasiun Tawang menggunakan kereta Kamandaka. Selama perjalanan diatas kreta kami saling tertawa becanda sekaligus untuk saling mengakrapkan satu sama lain karena ada yang belum pernah ketemu sebelumnya. Pukul 21.30 kami sampai di Stasiun Purwokerto dan langsung cari makan malam sembari menunggu Tina yang sudah sampai terlebih dahulu. Pukul 23.00 kami berangkat dari Stasiun Purwokerto menuju Basecamp Bambangan Kab.Purbalingga menggunakan angkot yang telah kami pesen jauh-jauh hari.
    Stasiun Purwokerto
    Selama perjalanan Stasiun-Basecamp sepertinya sudah tidak ada suasana keceriaan seperti saat di kereta, semua terdiam dalam suasana sunyi kegelapnya malam jalanan,badan yang sudah mulai kecapekkan ditambah mata yang sudah tidak mau diajak kompromi untuk menikmati gelapnya malam. Jalan yang rusak, gelap dan samping kanan kiri hanyalah pohon pinus yang terlihat membuat fikiran melayang-layang kapankah akan sampai di basecamp?.

    Alhamdulillah setelah berhimpit-himpitan di angkutan selama kurang lebih 3 jam, kami akhirnya sampai d basecamp Bambangan Kab.Purbalingga pukul 02.00. Di Basecamp ternyata masih banyak pendaki yang masih terjaga, entah menunggu sang surya menampakkan cahayanya atau hanya mengobrol demi menghangatkan suasana dipagi itu. Tak berfikir panjang, kami langsung membongkar tas  guna menyiapkan peralatan tidur untuk merebahkan badan dan memejamkan mata sejenak sebelum mendaki.

    Ketika Sang Surnya mulai memperlihatkan cahayanya di ufuk barat satu persatu dari kami bangun dengan sendirinya. Tiada yang komando pun sudah dengan sendirinya ada yang membuat kopi untuk dinikmati bersama-sama siapa kalau bukan si juragan kopi Mas Agus Tengu. Setelah semua peralatan dipacking kembali kedalam tas serta proses registrasi selesai, kami bergegas untuk mencari sarapan di warung-warung yang tersedia disekitar Basecamp Bambangan Gunung Slamet. 

    Basecamp - Pos 1 Pondok Gembirung (1.5 jam)
    Pukul 08.00 perjalanan kami mulai dari basecamp menuju Atap Jawa Tengah. Rencana kami pukul 13.00 akan beristirahat makan siang dan sholat dzuhur entah itu di pos berapa yang penting pukul 13.00. setelah itu rencana akan buka tenda di pos 7 untuk mengejar summit pagi harinya. Dari basecamp kita akan melewati perkebunan penduduk yang rata-rata  tanaman onclang yang mendominasi pada waktu itu. Belum sampai Pos 1 rombongan kami mulai terpisah menjadi 2, 4 orang(windi,alfarizi,ali,cino) di depan sementara 9 orang sisanya  masih tertinggal. Perlahan tapi pasti, kami rombongan ber-9 mencoba mengejar rombongan yang sudah jauh didepan. Tetapi apalah mau dikata, entah kita ber-9 yang lelet atau rombongan ber-4 yang terlalu cepat jalannya. 


    Pos 1 - Pos 2 Pondok Walang (2 jam)
    Pos 1 telah terlewati tetapi belum bisa mengejar, perlahan-lahan dengan badan yang masih lumayan seger kami menuju pos 2. Tepat pukul 13.00 kami sampai di pos 2, kami memutuskan untuk beristirahat makan siang dan sholat dzuhur sambil memulihkan tenaga yang terkuras  sebelum melanjutkan perjalanan kembali.
    Pos 2 Gunung Slamet
    Cuaca siang itu tiba-tiba berubah mendung,  akan tetapi perjalanan masih jauh dan juga tidak mungkin jika mendirikan tenda di pos 2. Dengan kesepakatan bersama kami segera bergegas mengemas kembali semua barang dan melanjutkan perjalanan. 

    Pos 2 - Pos 3 pondok cemara (1 jam)
    Belum ada 30 menit dari pos 2 langit sudah mulai menjatuhkan airnya. Beruntung disaat itu bukanlah badai atau petir yang datang menghampiri kami, melainkan hanya setetes demi setetes air yang turun dari langit. Terlihat beberapa pendaki yang turun sudah mengenakan jas hujan, kami pun tidak mau kalah dengan mereka beramai-ramai kami berlomba memakai jaz hujan. dari pos 2 sampai pos 3 yang terlihat hanyalah pohon-pohon besar d samping kanan dan kiri serta rerumputan yang masih tumbuh subur walaupun dimusim kemarau.
    Pos 3 Pondok Cemara
    Pos 3 - Pos 4 Pondok Samaranthu (1 jam)
    setelah sampai di pos 4 kita akan disuguhi monyet-monyet yang bergelantungan di pohon-pohon besar. Pos 4 ini pula yang mempunyai kisah mistis di jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan. kata samaranthu sendiri adalah kepanjangan dari samar dan hantu. dilihat dari namanya saja sudah mistis, konon critanya di pos 4 inilah kalau malam berubah menjadi sebuah pasar ya pasar ghoib pastinya, makadari itu tidak dianjurkan bagi pendaki untuk bermalam atau mendirikan tenda di pos 4 ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Tapi masih banyak juga pendaki yang mendirikan tenda atau bermalam di pos 4 karena tempatnya yang sangat enak buat mendirikan teda, tanah lapang yang lumayan luas serta udara yang sangat sejuk.
    Pos 4 Pondok Samaranthu

    Pos 4 - Pos 5 Samyang Rangkah (0.5 jam)
    Perjalanan dari pos 4 sampai pos 5 waktu itu kami sudah ditemani oleh dinginya udara malam, sunyi sepi dan sudah tidak ditemui pendaki yang mau naik maupun yang turun, hanyalah suara jangkrik yang kami dengar malam itu. rasa capek yang sudah menyerang kami seakan memberikan sugesti ke otak supaya berhenti dan tidak melanjutkan langkah lagi. Tetapi hanyalah tekad dan keyakinan yang mampu membunuh rasa capek. Terlihat selter pos  5 dari kejauhan, tetapi sudah dipenuhi tenda-tenda pendaki. Kami berpencar kesekeliling pos 5 untuk mencari tempat untuk mendirikan tenda, ya memang selain pos 7 pos 5 juga yang menjadi tempat favorit para pendaki untuk mendirikan tenda. setelah berputar-putar sekitar 10 menit kami tidak menemukan tempat yang layak untuk mendirikan tenda. Dengan kesepakatan bersama saya naik ke pos 6 terlebih dahulu untuk mencari tempat ngecamp sementara yang lain beristirahat di pos 5.
    Pos 5 - Pos 6 Samyang Jampang (0.5 jam)
    Dari pos 5 sampai pos 6 kami benar-benar sudah keabisan tenaga, dengan tenaga yang tersisa say berjalan sendirian di gelapnya malam gunung slamet dengan sesekali memberi tanda memakai pluit kepada rombongan yang berjalan dibelakang. Jarak antara pos 5 sampai pos 6 mmg tidak begitu jauh tetapi debu yang sangat tebal yang membuat kami kesulitan melangkah. Alhamdulillah di pos 6 belum ada pendaki yang mendirikan tenda selang beberapa menit tiba rombongan dari magelang,akhirnya kami berbagi tempat dengan rombongan dari magelang waktu itu.

    Pos 6 - pos 7 Samyang Kendil (0.5 jam)

    Alarm yang mulai bersaut-sautan seakan memcah keheningan pagi di POS 6 Gunung Slamet kalaitu, tetapi Dinginnya udara pagi  membuat kami susah untuk bagun dan keluar dari dalam tenda. Sinar sang surya sedikit demi sedikit mulai terasa dari dalam tenda. Terdengar teriakan salah satu dari kami memberitahu bahwa waktu sudah tidak pagi lagi dan menyuruh kami untuk bangun dan mempersiapkan segala sesuatu untuk bekal melanjutkan perjalanan
    Dari pos 6 menuju pos 7 akan melewati hutan bekas kebakaran, abu dan arang masih terlihat jelas menempel di pepohonan dan rerumputan. Debu yang sangat tebal sedikit menganggu pernapasan kami. 
    Pos 7 - Pos 8 Plawangan (0.5 jam)


    pos 8 - Puncak Slamet (2 jam)






    No comments:

    Post a Comment